Tetesan Embun Pagi

Kalau dilihat , sebenarnya Dewi Sitarasmi adalah seorang gadis yang nyaris sempurna.Wow.....Nyaris?, Ya..jawabnya, kalau tidak terjadi suatu musibah yang membuat cacat yang cukup lebar di wajahnya.

Sebelum terjadi kecelakaan, di kampus, ia mirip penjelmaan seorang dewi dari dunia khayalan yang memukau setiap pria yang menatapnya, di bidang organisasi kampus, dia adalah tokoh BEM yang disegani, diruang kelas dalam semua mata kuliah yang diambilnya, dia adalah salah satu dari segelintir mahasiswa yang mempunyai Index Prestasi yang mendekati angka 4.

Walaupun Dewi telah melakukan pembedahan plastik berkali-kali, cacat diwajahnya tetap terlihat dan meninggalkan bekas. Dahulu ia menjadi idola, tetapi sekarang dia harus menghadapi kenyataan yang lain, yaitu kecantikannya pudar.

Kepercayaan dirinya runtuh seketika, dan ia mulai menarik diri dari pergaulan dan juga mulai jarang untuk kuliah, tidak ada senyuman. Semua orang yang mengenalnya merasa kasihan, tetapi semakin besar rasa kasihan yang diterimanya, semakin dalam ia tertekan dalam kepedihan dan kesendirian.

Suatu hari Dewi dipanggil oleh pembimbing akademiknya. Setelah duduk di sofa di ruang kerja pembimbing akademiknya,si pembimbing memperlihatkan foto seorang wanita dan bertanya, apakah Dewi kenal dengan wanita tersebut ?, wanita difoto itu cantik, tetapi........dia duduk di kursi roda!

Dewi tidak mengenal wajah itu, pembimbing akademiknya bertutur, foto tersebut adalah Carlana Stone Lawson, dulu ia pesenam andal berusia 17 tahun, anggota cheerleader dan ketua angkatan di sekolahnya. Kemudian, pada suatu saat yang naas, ia pulang tengah malam dengan sejumlah teman-temannya dan mengalami kecelakaan yang dahsyat, sehingga tulang punggungnya patah, dan seumur hidup ia harus memakai kursi roda, sedangkan teman-teman yang semobil dengan dia selamat dan tidak mengalami luka yang berarti. Tapi sekarang ia adalah perempuan yang luar biasa, dengan segala keterbatasannya, ia menjadi salah seorang penerjun wanita, seorang pekerja yang sukses, seorang ibu yang baik bagi anak-anaknya dan suaminya, serta menjadi penulis buku best seller“ Never Give In Never Give Up” , dan kisah hidup serta perjuangannya, menginspirasi banyak orang tentang cara menaklukkan berbagai kesulitan tentang hidup.

Nah......sekarang kamu lihat dalam foto ini, hal apakah yang menarik perhatianmu, dan mengapa? Setelah memperhatikan dengan cermat, Dewi menjawab “Kursi roda dan rasa kasihan”. Mendengar jawaban Dewi, Pembimbing Akademiknya melanjutkan : “...Ya...setiap orang yang melihat foto ini selalu terfokus pada kursi rodanya, atau dengan kata lain, ketidakberdayaannya, sehingga hanya muncul perasaaan kasihan.

Pernahkah kita berpikir tentang kesabaran, keuletan dan keteguhan yang ada dalam dirinya? Bila kita bisa berpikir demikian, maka yang muncul pasti adalah kekaguman.

Inti permasalahannya, bila kita fokus pada suatu masalah, maka masalah itu akan mendominasi pikiran kita. Begitu juga dengan kondisi kamu, ketika kamu fokuskan pikiranmu pada wajahmu yang cacat, maka yang kamu rasakan hanyalah kesedihan dan kekecewaan. Tetapi bila kamu bisa memfokuskan pikiranmu pada semua kelebihan dan kekuatan yang kamu miliki, kamu akan menjadi orang yang berani, tegar dan penuh arti. Masalahnya : ” Bukan pada cacatmu, tapi dalam pikiranmu!”. Dewi menangis dalam keharuan, dan ia telah mendapat pencerahan..

Kebahagiaan dan penderitaan adalah sebuah pilihan. Semua tergantung pada pikiran. Bila kita berpikir hal ini baik, dan tidak menyalahi norma, maka ia akan menjadi baik, begitupun sebaliknya, sangat sederhana bukan? Sebagai contoh, saat ini banyak wanita gemuk yang begitu percaya diri (PD), dan bangga dengan dirinya, mereka terlihat santai, bahagia, sedangkan di satu sisi yang lain, banyak pula wanita yang sudah langsing, tetapi masih mengkhawatirkan dan selalu was-was dengan berat badannya, sehingga kalau berat badannya naik 1 ons saja, maka dia mati-matian melakukan diet ketat yang menyengsarakan dirinya sendiri.

Dua hal yang kontradiktif, lalu apa yang membedakan keduanya? Semua kita kembalikan pada PIKIRAN. Pikiran menentukan segalanya. Oleh sebab itu jagalah selalu pikiran Anda, jangan lengah! Fokuskan pikiran ke arah kebajikan, maka kebahagiaan akan menjadi kenyataan.

0 Response to "Tetesan Embun Pagi"

Posting Komentar

Berikan Komentar anda